Saturday 22 June 2013

KAIFIYAT PUASA

Assalamualaikum.wr.wb

Bulan Ramadhan yang penuh Hikmah,saatnya kita melengkapi salah satu dari hukum ISLAM yaitu Puasa Di bulan suci Ramadhan.
Puasa menurut bahasa adalah menahan. Menurut syariat islam puasa adalah suatu bentuk aktifitas ibadah kepada Allah SWT dengan cara menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa sejak terbit matahari / fajar / subuh hingga matahari terbenam / maghrib dengan berniat terlebih dahulu sebelumnya.


Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun islam yang wajib ditegakkan oleh kaum muslim yang telah baligh. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam,

(( اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً ))
“Islam adalah engkau bersaksi bahwa tiada ilah (Tuhan) yang berhak diibadahi selain Allah dan Muhammad adalah rosul-Nya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, shaum di bulan Ramadhan dan pergi haji jika engkau mampu (mela-kukan perjalanan).” (HR. Muslim No. 8, Abu Dawud No. 4695, Tirmidzi No. 2610, Ibnu Majah No. 63 dan Nasa’i No. 5005)

Allah berfirman dalam Al-Quran :
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibakan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.
(Yaitu) dalam beberapa hari tertentu. Maka barang siapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya.
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Beberapa hari yang di tentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya di turunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).
Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang di tinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu, dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaknya kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang di berikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku (Allah) dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a, apabila ia memohon do'a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
(QS. Al-Baqarah: 183-187)
Dari firman Allah SWT tersebut diatas di jelaskan tujuan utama berpuasa adalah agar kita menjadi orang yang bertakwa.

Keutamaan dan Hikmah Puasa di bulan suci Ramadhan adalah :

1. Puasa Adalah Perisai [Pelindung]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Puasa adalah perisai, seorang hamba berperisai dengannya dari api neraka” [Hadits Riwayat Ahmad 3/241, 3/296 dari Jabir, Ahmad 4/22 dan Utsman bin Abil 'Ash. Ini adalah hadits yang shahih].

2. Puasa Bisa Memasukkan Hamba ke Surga
Dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu katanya, “Aku berkata (kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) : “Wahai Rasulullah, tunjukkan padaku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke surga.? Beliau menjawab : “Atasmu puasa, tidak ada (amalan) yang semisal dengan itu” [Hadits Riwayat Nasa'i 4/165, Ibnu Hibban hal. 232 Mawarid, Al-Hakim 1/421, sanadnya Shahih]

3. Pahala Orang Puasa Tidak Terbatas
4. Orang Puasa Punya Dua Kegembiraan
5. Bau Mulut Orang Yang Puasa Lebih Wangi dari Baunya Misk
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa [Baginya pahala yang terbatas, kecuali puasa karena pahalanya tidak terbatas] , karena puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya, puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah : ‘Aku sedang berpuasa’ [1]. Demi dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sesunguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada bau misk[2] orang yang puasa mempunyai dua kegembiraan, jika berbuka mereka gembira, jika bertemu Rabbnya mereka gembira karena puasa yang dilakukannya” [Bukhari 4/88, Muslim no. 1151, Lafadz ini bagi Bukhari].

6. Puasa dan Al-Qur’an Akan Memberi Syafa’at Kepada Ahlinya di hari Kiamat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada hamba di hari Kiamat, puasa akan berkata : “Wahai Rabbku, aku akan menghalanginya dari makan dan syahwat, maka berilah dia syafa’at karenaku”. Al-Qur’an pun berkata : “Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka berilah dia syafa’at karenaku” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Maka keduanya akan memberi syafa’at” [3]

7. Puasa Sebagai Kafarat
Puasa dan shadaqah bisa menghapuskan fitnah seorang pria dari harta, keluarga dan anaknya. Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Fitnah pria dalam keluarga (isteri), harta dan tetangganya, bisa dihapuskan oleh shalat, puasa dan shadaqah” [Hadits Riwayat Bukhari 2/7, Muslim 144]
8. Ar Rayyan Bagi Orang yang Puasa
Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (bahwa beliau) bersabda (yang artinya) : “Sesungguhnya dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Rayyan, orang-orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Jika telah masuk orang terakhir yang puasa ditutuplah pintu tersebut. Barangsiapa yang masuk akan minum, dan barangsiapa yang minum tidak akan merasa haus untuk selamanya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/95, Muslim 1152, dan tambahan lafadz yang akhir ada pada riwayat Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1903]

Hukum Puasa
Hukum puasa terbahagi kepada tiga iaitu :
Wajib – Puasa pada bulan Ramadhan.
Sunat – Puasa pada hari-hari tertentu.
Haram – Puasa pada hari-hari yang dilarang berpuasa.

Syarat Wajib Puasa
Beragama Islam
Baligh (telah mencapai umur dewasa)
Berakal
Berupaya untuk mengerjakannya.
Sihat
Tidak musafir

Rukun Puasa
Niat mengerjakan puasa pada tiap-tiap malam di bulan Ramadhan(puasa wajib) atau hari yang hendak berpuasa (puasa sunat). Waktu berniat adalah mulai daripada terbenamnya matahari sehingga terbit fajar.
Meninggalkan sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sehingga masuk matahari.

Syarat Sah Puasa
Beragama Islam
Berakal
Tidak dalam haid, nifas dan wiladah (melahirkan anak) bagi kaum wanita
Hari yang sah berpuasa.

Sunat Berpuasa
Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
Melambatkan bersahur
Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
Membaca doa berbuka puasa

Perkara Makruh Ketika Berpuasa
Selalu berkumur-kumur
Merasa makanan dengan lidah
Berbekam kecuali perlu
Mengulum sesuatu

Hal yang membatalkan Puasa
Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan
Muntah dengan sengaja
Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja
kedatangan haid atau nifas
Melahirkan anak atau keguguran
Gila walaupun sekejap
Mabuk ataupun pengsan sepanjang hari
Murtad atau keluar daripada agama Islam

Hari yang Disunatkan Berpuasa
Hari Senin dan Kamis
Hari putih (setiap 13, 14, dan 15 hari dalam bulan Islam)
Hari Arafah (9 Zulhijjah) bagi orang yang tidak mengerjakan haji
Enam hari dalam bulan Syawal

Hari yang diharamkan Berpuasa
Hari raya Idul Fitri (1 Syawal)
Hari raya Idul Adha (10 Zulhijjah)
Hari syak (29 Syaaban)
Hari Tasrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah)

Monday 17 June 2013

PROSES PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI DALAM ENAM MASA:



بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات، وبعد!
Al-Quran dan Teleskop SKA:

Penulis telah mengamati dengan seksama apa yang telah dikemukakan oleh para pakar astronomi tentang fakta cosmos raya (universe), dan telah merenungkan pula apa yang telah diungkapkan al-Quran – semenjak 15 abad lalu – tentang fenomena yang sama, maka penulis mendapatkan adanya kecocokan persepsi di antara keduanya, tanpa berusaha menselarasikan pengertian konteks al-Quran pada apa yang tidak sesuai makna dan penafsiran.



Pengertian universe (alam semesta) sebagaimana yang didefinisikan oleh astronomi mencakup segala apa yang dapat kita lihat dari partikel yang terdekat hingga ke galaksi yang paling jauh, namun manusia tidak sanggup melihat lebih dari pada apa yang telah dicapai oleh teleskop digital yang ada sekarang. Berbeda dengan al-Quran yang telah menggambarkan kepada kita dengan pasti dan detail, tidak ada kekurangan dan kekeliruan tentang alam semesta, yang jauh lebih luas dari pada apa yang telah dibayangkan oleh astronomi dunia.

Al-Quran sangat akurat dalam mendefinisikan alam semesta, ia tidak menyebutkan alam semesta tanpa memberi perincian atau definisi yang kongkrit, seperti menyebutkan langit, bintang, rasi bintang, bumi dan seterusnya dari sebutan-sebutan yang terperinci. Lain halnya dengan sains modern yang mendefinisikan alam semesta tidak cermat, karena kita tidak dapat menyimpulkan dari definisi yang disebutkannya, apakah yang dimaksud itu keseluruhan (yang nampak dan yang tidak nampak), jika demikian maka pengertian itu terlalu luas dan tidak terperinci, dan jika yang dimaksudkan definisi cosmos adalah galaksi-galaksi, bintang-bintang dan segala sesuatu yang dapat dilihat, lalu bagaimana dengan sesuatu yang tidak dapat dilihat?

Oleh karena itu al-Quran telah mendefinisikan kepada kita segala fenomena yang ada di dalam alam semesta ini, misalnya bintang, bumi, matahari, bulan dan seterusnya, selain itu ada lagi sebutan langit. Orang yang mencermati ayat-ayat al-Quran ia pasti dengan mudah dapat menyimpulkan bahwasanya langit dunia adalah yang terbentang mulai dari atmosfer (lapisan udara terdekat) yang meliputi bumi sampai kepada galaksi yang paling jauh dijangkau teleskop digital sekarang.

Ini artinya bahwa cosmos yang dikaji oleh sains modern tidak lain adalah “langit dunia (langit pertama) plus bumi”, yaitu langit yang meliputi bumi dari berbagai sisinya yang terbentang luas sampai kepada galaksi yang paling jauh yang dapat di amati, karena Allah SWT menghiasi langit dunia (langit pertama), dan yang paling dekat ke kita dengan bintang-bintang dan galaksi-galaksi. (Insya Allah akan kita bahas nanti).

Langit dunia atau langit pertama ini masih diliputi lagi oleh enam langit yang lain, tersusun bertingkat-tingkat satu sama lain, (kita akan bahas pada tema: “Tujuh Susun Langit”. Insya Allah). Jadi yang kita kenal selama ini sebagai universe (alam semesta) adalah langit pertama saja, adapun sisa langit yang tujuh susun itu belum dapat dideteksi oleh sains hingga kini.

Penulis yakin bahwa ketujuh langit itu termasuk langit dunia yang belum semuanya terungkap, suatu saat nanti sejalan dengan perkembangan sains modern, pasti akan tersingkap semua satu persatu dari tujuh langit tersebut, karena langit-langit itu sejenis dengan langit kita, tersusun bersamanaya dan berada di sekitar langit kita.

Namun karena langit-langit itu terlalu jauh dari langit kita, dan masih terbatasnya capaian sains sehingga belum terdeteksi hingga abad ke-21 kini. Menurut sumber yang ada bahwa pada tahun 2019 nanti, akan hadir di bumi ini sebuah teleskop radio terbesar di dunia bernama “Squar Kilometre Array (SKA)”.

Kapasitasnya 50 kali lebih besar dari pada teleskop yang ada saat ini, yang diproyeksikan terdiri dari 3000 antena yang membentang pada zona sepanjang 5500 Km. Semua informasi yang diterima teleskop masa depan ini akan ditransfer dengan kecepatan 100 TB per-detik, selanjutnya akan diproses di sebuah “supercomputer” yang mampu bekerja dengan kecepatan 1 juta juta juta MB/ detik, atau 1 Exabyte. Mudah-mudahan dengan kehadiran proyek SKA ini nanti akan lebih mampu mengungkap fakta alam semesta semakin luas. Wallahua’lam!

Penciptaan Langit dan bumi:
Allah berfirman:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٥٤)
Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam”. (QS: 07: 54);
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الأمْرَ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ أَفَلا تَذَكَّرُونَ (٣)
Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”. (QS: 10: 3);
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَلَئِنْ قُلْتَ إِنَّكُمْ مَبْعُوثُونَ مِنْ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلا سِحْرٌ مُبِينٌ (٧)
Artinya: “dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Makkah): “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati”, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata”. (QS: 11: 7);
الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ الرَّحْمَنُ فَاسْأَلْ بِهِ خَبِيرًا (٥٩)
Artinya: “Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) yang Maha pemurah, maka tanyakanlah tentang Dia (Allah) kepada yang lebih mengetahui tentang Dia”. (QS: 25: 59);
وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوبٍ (٣٨)
Artinya: “dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan”. (QS: 50: 38);
هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الأرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (٤)
Artinya: “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya, dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS: 57: 4);
Enam ayat dari enam surah yang berbeda di atas (al-A’raf, Yunus, Huud, al-Furqan, Qaaf dan al-Hadiid), meskipun semuanya turun sebagai informasi sains yang sangat penting kepada nabi Muhammad SAW dan umat Islam pada masa-masa penurunan wahyu ke dunia, tetapi peristiwa-peristiwa yang diceritakannya seperti:
Penciptaan langit
Penciptaan Bumi dan Fasilitasnya dalam enam masa;
Tujuh susun Langit;
‘Arasy Allah sebelum proyek pencitaan langit dan bumi.
Semua kejadian itu telah terjadi pada jutaan bahkan miliyaran tahun yang lalu, yaitu sebelum adanya sesuatu yang dapat disebut, kecuali hanya singgasana Allah di atas air (Lihat: QS: 11: 7), lalu Allah SWT menciptakan langit dan bumi, sebagaimana pada konteks ayat-ayat kajian di atas. Maka untuk memahami intisari ayat-ayat kajian di atas, penulis berusaha mengkajinya berdasarkan pada poin-poin penting yang telah direkap di atas, sebagai berikut:
Penciptaan Langit:
Allah berfirman:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
Artinya: “menciptakan langit”;
As-samaa (langit), dalam bahasa Arab adalah atas atau sesuatu yang tinggi, sedangkan menurut bahasa sains-nya adalah bagian atas dari permukaan bumi, dan digolongkan sebagai lapisan tersendiri yang disebut atmosfer. Langit terdiri dari banyak gas dan udara, dengan komposisi berbeda di tiap lapisannya. Langit sering dilihat berwarna biru, disebabkan karena pemantulan cahaya, tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa langit bisa berwarna selain itu, misalnya merah ketika senja, atau hitam saat turun hujan.

Kata “samaa” (langit) di dalam Al-Quran di ulang sebanyak 310 kali, diantaranya bentuk single “samaa” 120 kali, dan bentuk plural “samaawaat” 190 kali. Bentuk plural umumnya menunjukkan semua yang ada di atas bumi di jagad raya, dalam bentuk single 38 diantaranya dipahami sebagai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfert) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa.

Sedangkan yang 82 diantaranya bentuk single dipahami sebagai jagad raya secara keseluruhan. Namun sebelum lebih lanjut membicarakan proyek penciptaan langit ini, mulai dari awalnya hanya satu langit saja lalu Allah SWT mempetakannya menjadi tujuh bagian langit yang terpisah dan bersusun-susun satu sama lain, sebagaimana akan kita kaji nanti pada waktunya dalam tema kita ini. Dan mengingat pembahasan langit tersebut amat luas sekali, maka penulis ingin mengkaji bumi kita terlebih dahulu karena dari bumi-lah kita bisa mengetahui adanya langit-langit itu nanti, Insya Alla SWT.


Kelahiran Bayi Bumi:

Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam tata surya, bayi bumi diperkirakan lahir sekitar 4,6 milyar tahun lalu, dengan diameter sepanjang 12.756 KM, grafitasinya diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran grafitasi planet lain dengan grafitasi bumi dipatok sebagai 1. Ia mempunyai massa seberat kira-kira 6.000 milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi, di antaranya daratan kering sekita 148.000.000 Km2 dan luas wilayah perairan 362.000.000 Km2. Atau sebanyak 70,8% permukaan bumi diliputi air, sisanya 20,2 % adalah daratan. Udara bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain.

Berat jenis bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis bumi dipatok sebagai 1. Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan terakhir sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer.


Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer, terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi. Titik tertinggi di permukaan bumi adalah Gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah Palung Mariana di Samuder Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Titicaca, dan laut terbesar adalah Laut Kaspia.

Bumi terletak pada jarak 149.6 juta kilometer atau 1 AU (Astronomical Unit) dari matahari (pusat tata surya); yang berada pada bagian lengan galaksi bima sakti; bagian dari grup lokal cluster; dari grup lokal supercluster, semuanya terhimpun dalam jagad raya (universe). Atau langit pertama dari tujuh susun langit.
Mega Proyek Pembangunan Langit dan Bumi Dalam Enam Masa:
Allah berfirman:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٥٤)
Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam”. (QS: 07: 54);
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الأمْرَ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ أَفَلا تَذَكَّرُونَ (٣)
Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”. (QS: 10: 3);
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَلَئِنْ قُلْتَ إِنَّكُمْ مَبْعُوثُونَ مِنْ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلا سِحْرٌ مُبِينٌ (٧)
Artinya: “dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Makkah): “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati”, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata”. (QS: 11: 7);
الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ الرَّحْمَنُ فَاسْأَلْ بِهِ خَبِيرًا (٥٩)
Artinya: “Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) yang Maha pemurah, maka tanyakanlah tentang Dia (Allah) kepada yang lebih mengetahui tentang Dia”. (QS: 25: 59);
وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوبٍ (٣٨)
Artinya: “dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan”. (QS: 50: 38);
هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الأرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (٤)
Artinya: “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya, dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS: 57: 4);

Proses penciptaan langit dan bumi dalam 6 masa disebutkan di dalam al-Quran pada 6 ayat yang terpisah dari 6 surah yang berbeda-beda di atas (al-A’raf, Yunus, Huud, al-Furqan, Qaaf dan al-Hadiid), dan ayat-ayat inilah disebutkan sebagai kelompok ayat-ayat al-Quran yang tertua di dalam “Hard Disk” (penyimpanan) “file supercomputer” Lauhil Mahfudz. Maka jika ketepatan angka 6 ini menunjukkan kepada sesuatu, pastilah itu bagian dari kemukjizatan al-Quran, yang hanya Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui rahasia persisnya. Adapun kita maka dengan perjalanan waktu dan perkembangan sains yang semakin maju sekarang, kita akan mengungkap rahasia itu sedikit demi sedikit, insya Allah.

Sebelum menjelaskan mega proyek penciptaan 6 masa tersebut, penulis ingin mengemukakan terlebih dahulu sebuah isyarat penting yang terdapat pada salah satu ayat tertua di atas, bahkan yang tertua dari semuanya yaitu ayat pada surah Huud (Lihat: QS: 11: 7), dari 6 ayat yang telah disebutkan semuanya menjelaskan bahwa setelah proses penciptaan, maka Allah bersemayam di atas ‘Arasy: “kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy”, kecuali ayat dari surah Huud ini dan surah Qaaf (QS: 50: 38).

Namun yang menarik perhatian dari ayat surah Huud di atas, yaitu adanya mengisahkan kondisi tertentu yang fenomenal sebelum terjadinya proses penciptaan 6 masa itu, Allah berfirman: “dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air”. Maka penulis menyimpulkan bahwa ayat inilah merupakan yang tertua dalam “file Lauhil Mahfudz”, karena peristiwanya terjadi sebelum terjadi segala proses penciptaan, kecuali hanya ada Allah dan singgasana-Nya yang berada di atas air, seperti yang dikisahkan ayat ini. Wallahua'lam!

Mengenai proses penciptaan langit dan bumi dalam 6 masa yang telah dikisahkan pada 6 ayat kajian di atas, telah diuraikan secara rinci pada ayat ke-9 sampai ke-12 dari surah “Fusshilat”, Allah berfirman:
قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٩) وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ (١٠) ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (١١) فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (١٢)
Artinya: “Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”; dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya, Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya; Kemudian Dia menuju ke langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa”. keduanya menjawab: “Kami datang dengan patuh”; Maka Dia mempetakannya tujuh langit dalam dua masa, Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit fungsinya. Dan Kami hiasi langit yang dekat (dunia) dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.” (QS: 41: 10-12);
Yaitu; enam masa diperincikan kepada dua bagian: Pertama, penciptaan bumi dalam dua masa; dan kedua, menciptakan gunung-gunung, memberkati bumi dan menfasilitasinya dalam empat masa:
PERTAMA; Menciptakan Bumi Dalam Dua Masa:
Allah berfirman:
خَلَقَ الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ
Artinya: “menciptakan bumi dalam dua masa” (QS: 41: 9-10);
Subhanallah! Adalah kemukjizatan al-Quran ini bahwa tidak ada satu ayatnya pun yang mengisahkan suatu peristiwa penting kecuali telah dijelaskan pada ayat-ayanya yang lain, maka peristiwa mega proyek penciptaan bumi ini telah dijelaskan dengan tuntas pada ayat ke-30 dari surah al-Anbiyaa, Allah berfirman:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ (٣٠)
Artinya: “dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, maka mengapakah mereka tiada juga beriman? ” (QS: 21: 30);
Kata-kata kunci dari Ayat ini adalah:
Arratqu (menyatu): Menjadikan satu, bergabung, berkumpul.
Alfatqu (berpisah): Kebalikan dari “Arratqu” (menyatu) di atas, yaitu memisahkan antara dua sesuatu yang telah menyatu padu – terbelah.
Fafataqnaahumaa: Yaitu Kami pisahkan antara keduanya (langit dan bumi).
Ibnu Abbas ra menafsirkan: Sebelumnya menyatu lalu Allah mengangkat langit dan meletakan bumi. Sedangkan Hassan dan Qatadah menafsirkan: Dahulu berkumpul lalu Allah memisahkan keduanya.

Jika kita mengamati rentetan peristiwa pada penciptaan langit dan bumi di atas, maka kita akan menemukan proses menyatu kemudian disusul pemisahan, seperti tersirat pada makna dua kalimat di bawah:
Ratqun (menyatu) –----Fatqun (berpisah)
Akan tetapi proses “Ratqun” (menyatu) ini tidak terjadi kecuali antara dua benda yang terpisah, yaitu mengumpulkan yang telah terpisah dari dua sesuatu setelah sebelumnya bersatu. Sedangkan kata “Fatqun” (berpisah), mengisyaratkan pada terpisahnya dua sesuatu yang telah bersatu setelah sebelumnya terpisah. Dengan demikian, terpisah dahulu baru kemudian menyatu. Atau sederhananya seperti berikut:
Terpisah --- menyatu --- terpisah, (dan kemungkinan akan disusul penyatuan kembali di hari kiamat (kita akan menjelaskan juga nanti pada waktunya), insya Allah).
Ayat di atas secara keseluruhannya dan kandungan umum maknanya, menginspirasikan keidentikan yang sangat kuat antara langit dan bumi, dan kedekatan keduanya, serta keduanya merupakan bagian-bagian dari satu sistem (kelompok) yang sama, atau lahir bersamaan.

Ini adalah ungkapan Al-Qur’an - yang tidak ada keraguan di dalamnya - tentang penciptaan langit dan bumi, dia bersatu kemudian dipisahkan. Dari manakah diciptakan? Tentu dari air karena dari airlah dijadikan segala sesuatu hidup (Lihat: QS: 11: 7), lalu dipisahkan dari "awan", (Lihat: QS: 9-12) di atas.

Penjelasan dari surah Fusshilat di atas mengkonfirmasikan kepada sains modern bahwa asli bumi yang kita huni ini adalah dari bagian langit, yang pada awalnya masih berupa gumpalan awan raksasa kemudian dipisahkan oleh yang Maha Arsitek Allah SWT menjadi bagian bumi dalam proses dua masa, sisa dari awan raksasa tersebut dipetakan lagi oleh Allah SWT menjadi 7 bagian langit yang bersusun-susun satu sama lain, salah satunya adalah yang menjadi bagian jagat raya (universe) yang menaungi kelompok bumi kita, terdiri dari tata surya (tempat bumi beredar); milyaran galaksi; milyaran supergalaksi; dan masih jauh lebih banyak lagi yang belum dapat terdeteksi oleh super teleskop digital yang ada sekarang. Kita masih akan kembali menjelaskan keterangan ini pada waktunya nanti dalam tema penciptaan 6 masa ini juga, insya Allah.

Fakta Sains Tentang Kejadian Langit dan Bumi:

Penjelasan ayat al-Quran tentang fenomena "ratqun" (penyatuan) dan "fatqun" (pemisahan), yang sudah dikumandangkan dari semenjak 14 abad lalu itu, ternyata baru di amini (didukung) kemudian oleh sains modern pada pertengahan akhir dari abad ke-20 lalu. Jika anda bertanya sekarang: Teori apakah yang paling popular dikalangan para ilmuan terutama bidang astronomi saat kini, tentang proses terbentuknya “Milky Way” (galaksi bima sakti)? Jawabannya pasti adalah “Teori Nubela” (awan), yang menjelaskan cikal-bakal terbentuknya planet-planet dan matahari adalah nebula, atau bola raksasa dan amat luas terdiri dari materi-materi keras seperti besi, logam dan cadar, dan materi-materi cair seperti air dan bahan-bahan gas seperti hydrogen dan amunia, serta partikel-partikel debu, atau "awan". Aslinya adalah satu kemudian terpisah menjadi gumpalan-gumpalan membentuk matahari dan planet-planet yang mengelilinginya. Maka apakah orang-orang kafir itu belum mau beriman?


Awal Empat Masa Penciptaan Tahap Kedua:

Bumi pada awal penciptaannya dalam dua masa dari tahap pertama penciptaan langit dan bumi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, masih berbentuk bola api yang menyala-nyala, sangat panas dari berbagai unsur yang bercampur aduk akibat pelepasan yang kuat (alfatqu), terjadi pada awal pemisahannya dari bagian yang satu padu (arratqu) dengan langit yang masih berupa awan kala itu. Lalu sejalan dengan semakin berkurangnya pengaruh pemisahan keras terebut, dan mulai terbentuk planet-planet lain bersamanya pada kelompok tata surya, maka mulailah panas bumi itu berkurang sedikit demi sedikit.


Selanjutnya permukaan bumi secara perlahan-lahan menjadi dingin akibat berbagai faktor pendukung dari luar, meskipun bagian perut bumi mendidih dan berlimpah dari materi-materi yang selalu membara, yang sewaktu-waktu bumi meluapkannya keluar ke permukaannya dalam bentuk vulkanik (gunung berapi). Oleh karena permukaan bumi masih menyerupai cairan sehingga tidak kuat membendung tumpukan besar dari luapan lahar panas dari letutusan gunung berapi tersebut, sehingga masuk lagi ke dalam perut bumi.

Namun berkat pancaran cahaya panas yang menerpa permukaan bumi secara berkala sehingga permukaannya tersebut perlahan-lahan menjadi dingin, yang pada gilirannya mengeras terbentuklah kerak bumi, akan tetapi kerak bumi yang baru mengeras itu masih relatif tipis. Lalu dengan perjalanan waktu kerak bumi semakin bertambah tebal, sehingga telah mencapai berpuluh-puluh kilometer sampai sekarang.

Jika ukuran ketebalan kerak itu dibandingkan dengan separuh dari skala bumi yang mencapai 6400 kilometer, kita akan mendapatkan bahwa kerak yang ada itu amatlah tipis. Kalau saja seandainya Allah SWT tidak meletakkan gunung-gunung yang ditancapkan pada lumpur bumi yang menyerupai cairan itu sebagai pasak, maka pastilah kerak itu senantiasa mengalami kelongsoran, maka Maha benar Allah dalam firma-Nya: “dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu” (QS: 31: 10).

Berdasarkan fakta sains ini, maka kini kita dapat memahami maksud dari pada tahapan dua masa penciptaan bumi; “menciptakan bumi dalam dua masa”; yaitu ayat kajian sebelumnya. Maka masa yang telah dilewati bumi dari semenjak berupa asap, sampai berada pada posisinya beredar mengelilingi matahari dalam bentuk bola; mempunyai permukaan meleleh laksana cairan pada permulaan diciptakannya oleh Allah sebagai bayi bumi.

Oleh karena itu, sungguh fenomenal sekali ketika Allah SWT menutup tahap penciptaan bumi dua masa pertama dan memulai penciptaan empat masa tahap selanjutnya, maka Allah telah menyempurnakan sarana prasarana bumi untuk siap menjadi hunian bagi makhluk hidup di atas permukaannya, maka fasilitas pertama yang disiapkan padanya adalah gunung-gunung. Dan inilah yang akan kita kaji sekarang pada bagian kedua ini.
KEDUA; Menciptakan Gunung-gunung dan Menfasilitasi Bumi Dalam Empat Masa:
Allah berfirman:
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ
Artinya: “dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya, Dia memberkahinya dan Dia menentukan fasilitas (daya huni)nya dalam empat masa” (QS: 41: 10);
Pada proses penciptaan tahap kedua dalam empat masa ini, al-Quran menguraikannya dalam tiga hal utama: Perama, Allah meletakkan gunung-gunung di atas bumi; kedua, memberkatinya; dan ketiga, menentukan fasilitas pendukung dan mengukur kemampuan huninya, dapat diuraikan sebagai berikut:
Keagungan dan Fungsi Gunung-gunung Di Atas Bumi:
Allah berfirman:
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا
Artinya: “dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya”;
Kalimat gunung disebutkan secara langsung di dalam al-Quran sebanyak 39 kali, adapun penyebutannya secara tidak langsung lebih dari pada jumlah itu, dan semua penyebutan gunung-gunung tersebut umumnya menunjukkan keagungan ciptaan gunung itu sendiri, dan urgensi dari fungsi-fungsinya dalam menopang stabilitas peredaran bumi di jagat raya, serta ketergantungan makhluk-makhluk penghuni bumi termasuk manusia di dalamnya.

Di antara ayat-ayat yang menyebutkan gunung di dalam al-Quran, yang juga merupakan kelompok ayat-ayat tertua, masuk di bawah bagian ayat-ayat penciptaan langit dan bumi yang telah disebutkan pada serial ini sebelumnya, sebagai tahap awal dari empat masa penciptaan periode kedua, dan sekaligus ayat-ayat berikut menjelaskan keaguangan dan fungsi-fungsi utama gunung tersebut. Allah berfirman:
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلالا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ كَذَلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ (٨١)
Artinya: “dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (QS: 16: 81)
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ (١٨)
Artinya: “Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya, dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS: 22: 18)
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالأبْصَارِ (٤٣)
Artinya: “tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS: 24: 43)
وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ (٨٨)
Artinya: “dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS: 27: 88)
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ (٢٧)
Artinya: “tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya, dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.” (QS: 35: 27);
وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا (٧)
Artinya: “dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS: 78: 7)
وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا (٣٢)
Artinya: “dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh” (QS: 79: 32)
وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ (١٩)
Artinya: “dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?” (QS: 88: 19);
Yaitu; delapan ayat yang terpisah-pisah dari 8 surah al-Quran yang berbeda-beda di atas, secara pasti dan tegas Allah SWT menjelaskan keagungan dan fungsi-fungsi gunung untuk mendukung kestabilan peredaran bumi di jagat raya nan luas ini adalah:
Tempat tinggal yang kokoh dan aman bagi manusia: “dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung” (QS: 16: 81);
Bersujud menyembah kepada Allah seperti juga ciptaan-ciptaan lainnya yang ada di langit dan di bumi, serta yang ada di antara keduanya: “bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia” (QS: 22: 18);
Menampung dan mengeluarkan air untuk kehidupan makhluk-makhluk lain dari dalamnya: “dan Allah menurunkan butiran-butiran air sejuk (es) dari langit, dari gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya” (QS: 24: 43);
Gunung-gunung beredar memperkokoh bumi (QS: 27: 88);
Membuat indah dan cantik permukaan bumi (QS: 35: 27);
Menjadi pasak dan pancang bagi bumi sehingga menjadi kokoh (QS: 78: 7); (QS: 79: 32); dan (QS: 88: 19).

Tanpa Gunung-gunung Bumi Akan Kiamat:
Dari keterangan ayat-ayat gunung yang muhkam dan sangat jelas petunjuknya di atas, dimana tidak membutuhkan penjelasan lain untuk memahami maknanya, nampak sekali bahwa gunung-gunung yang dipancangkan Allah SWT di atas permukaan bumi pada awal penciptaan langit dan bumi dalam enam masa itu, mempunyai peranan besar dalam menopang dan memperkokoh kekuatan bumi. Agar planet kecil ini terus beredar dengan se-stabil mungkin; tidak miring; tidak keluar dari garis edarannya di pusat tata surya; dan tidak bergoyang-bergoyang secara liar, sehingga membahayakan bagi bumi itu sendiri dan menghancurkan segala kehidupan di atas permukaannya.

Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan bahwa tanpa adanya proses peletakan gunung-gunung di atas permukaan bumi pada awal-awal penciptaannya, maka ia akan hancur berantakan sebelum siap huni, sebagaimana juga al-Quran telah menegaskan – semenjak lebih dari 14 abad lalu – bahwa akhir dari pada pejalanan bumi (runtuh) pada hari kiamat kelak, akan ditandai dengan revolusi gunung besar-besaran. Ayat-ayat tentang revolusi gunung-gunung akan kita kaji nanti pada kelompok ayat-ayat urutan terakhir versi dokumen supercomputer “Lauhil Mahfudz”.

Namun untuk menguatkan tesis ini, dan menegaskan pentingnya gunung-gunung yang terpancang itu di dalam keberlangsungan planet bumi ini, maka penulis akan mengutip dengan sepintas lalu beberapa ayat di antaranya, yang mengisahkan akhir perjalanan planet bumi yang tragis setelah terjadi revolusi dahsyat gunung-gunung tersebut.

Al-Quran sebagai mukjizat terbesar alam semesta, disamping telah mengisahkan proses-proses penciptaan langit dan bumi, seperti yang kita kaji sekarang ini, ia juga memberitakan peristiwa-peristiwa dramatis yang akan mengakhiri perjalanan alam semesta dan memusnahkan segala kehidupan di dalamnya, seperti peristiwa yang akan terjadi tentang revolusi dahsyat gunung-gunung di permukaan bumi, yang akan berakhir dengan kiamat besar.

Gunung-gunung sebagai salah satu makhluk super raksasa yang telah diciptakan Allah SWT, dengan penampilannya yang kokoh dan kuat seakan-akan tidak bisa beranjak dari tempatnya itu, tetapi ternyata menjelang kiamat kelak mereka akan berevolusi besar-besaran dengan “long marche” (berjalan) meninggalkan tempatnya masing-masing, hanya Allah yang mngetahui kemana arah tujuannya, seperti firman Allah:
Artinya: “Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu rata” (QS: 18: 47);
Artinya: “dan gunung benar-benar berjalan” (QS: 52: 10);
Artinya: “dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia” (QS: 78: 20).
Kemudian bumi dan gunung diangkat lalu dibenturkan keduanya sekali benturan dahsyat. (Lihat: QS: 69: 14); lalu peristiwa selanjutnya gunung-gunung itu dihancurkan sehancur-hancurnya sehingga rata dengan tanah (Lihat: QS: 20: 105-107); Dan gunung-gunung itu beterbangan seperti bulu di atas udara (Lihat: QS: 70: 9 dan 101: 5); atau menjadi tumpukan pasir yang beterbangan ditiup angin (Lihat: QS: 73: 14). Dan lain sebagainya dari keadaan-keadaan gunung pada hari kiamat nanti.


Berkah Allah:

Kalimat “baaraka” (memberkahi) pada ayat kajian; dari kata dasar bahasa Arab “al-barakatu” (berkah atau kebaikan), yaitu tercurahnya kebaikan Allah pada sesuatu berupa pertumbuhan dan perkembangannya tanpa ada sebab tertentu yang diperhitungkan. Dan orang Arab juga sering menyebutkan “al-mubarak” (melimpahkan kebaikan), yaitu tersalur kebaikan Allah padanya. Maka sering kali kebaikan Allah itu timbul dari sisi-sisi yang tidak dirasakan, dan dalam bentuk yang tidak terduga serta tidak diusahakan.

Oleh karena itu sering dikatakan bahwa segala sesuatu yang kita saksikan selalu bertambah tanpa terasa maka itu adalah berkah, dan padanya terdapat keberkahan. Maka jika dikatakan “baaraka” (memberkahi) seperti pada konteks ayat kajian di atas, berarti Dia memberikan kebaikan tanpa diminta, misalanya dalam ungkapan sehari-hari yang kita sering ucapkan: Allah memberkahi kamu, Dia memberkahi padamu, Dia memberkahi atasmu dan Dia memberkahimu; yaitu Dia memberikan kebaikan-Nya kepadamu.

Lipahan Berkah dan Kebaikan Allah Yang Menyeluruh Di Bumi:
Allah berfirman:
وَبَارَكَ فِيهَا
Artinya: “Dia memberkahinya” (QS: 41: 10);
Al-Quran banyak sekali memaparkan tentang berkah dan kebaikan-kebaikan Allah di bumi yang tidak dirasakan oleh manusia, tetapi itu sangat penting untuk kelestarian bumi dan keberlangsungan hidup makhluk-makhluk termasuk manusia di atasnya, seperti:
PEREDARAN BUMI PADA POROSNYA:
Ayat-ayat al-Quran yang menegaskan karakter peredaran bumi pada porosnya ini banyak sekali dalam berbagai macam redaksinya yang berbeda-beda. Oleh karena Pengetahuan Allah menyeluruh tanpa batas, maka Dia tidak menyebutkan istilah- istilah seperti; bumi bundar, berputar pada porosnya, beredar mengelilingi matahari dan lain sebagainya secara langsung. Karena hal-hal seperti itu tidak lumrah dan pasti akan ditolak oleh akal sederhana orang Arab pada masa-masa penurunan wahyu saat itu, dimana akan berdampak buruk terhadap dakwah Islam pada tahap permulaannya.

Kita tidak usah terlalu jauh melihat kebelakang, pada abad-abad pertengahan lalu saja pihak gereja Yunani banyak sekali menyiksa bahkan membunuh para ilmuan-ilmuan mereka seperti Galileo, Copernicus dan lain sebagainya itu karena pendapat mereka bertentangan dengan gereja pada saat itu, mengatakan bahwa: “Bumi ini bukanlah pusat dari alam semesta tetapi hanya merupakan sebuah planet kecil dari milyaran benda-benda langit lainnya yang beredar mengelilingi sebuah sistem yang lebih besar...”

Maka – atas ilmu-Nya – Allah menggantikan penyebutan-penyebutan tersebut dengan istilah- istilah indah yang sangat logis, untuk memberikan kesempatan kepada mereka membuka nalar dan mempergunakan akal sehatnya memikirkan ciptaan-ciptaan Allah yang nampak pada fenomena-fenomena yang dapat dilihat dan dirasakannya, dengan demikian dakwah baru Islam akan mudah meresap ke dalam sanubari mereka.


Kelompok ayat-ayat yang akan disebutkan di sini secara otomatis langsung diurutkan di bawah kelompok ayat-ayat “penciptaan langit dan bumi” sebelumnya, sebagai kelompok ayat-ayat al-Quran tertua dalam kajian kita ini. Dan jika ada tema-tema tertentu dari ayat-ayat yang telah disebutkan berulang lagi di sini, maka tema-temanya akan dikaji tanpa harus menuliskan lagi ayat-ayatnya secara utuh, tetapi cukup menyebutkan nomor surah dan ayatnya saja, demi menghindari terlalu banyak pengulangan. Adapun istilah- istilah al-Quran yang mengisyaratkan peredaran bumi pada porosnya, sebagai berikut:
Silih Bergantinya Malam dan Siang:
Allah Berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (١٦٤)
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS: 02: 164);
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ (١٩٠)
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” (QS: 03: 190);
إِنَّ فِي اخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ (٦)
Artinya: “Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa.” (QS: 10: 6);
وَهُوَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ وَلَهُ اخْتِلافُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ أَفَلا تَعْقِلُونَ (٨٠)
Artinya: “dan Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia-lah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya?” (QS: 23: 80);
وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ رِزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ آيَاتٌ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (٥)
Artinya: “dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya, dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” (QS: 45: 5).
Masih dalam konteks pergantian malam dan siang tetapi dalam redaksi lain, Allah berfirman:
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا (٦٢)
Artinya: “dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.” (QS: 25: 62);
وَاللَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ (٣٣) وَالصُّبْحِ إِذَا أَسْفَرَ (٣٤)
Artinya: “dan malam ketika telah berlalu; dan subuh apabila mulai terang.” (QS: 74: 33-34);
وَاللَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ (١٧) وَالصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ (١٨)
Artinya: “demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya; dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing,” (QS: 81: 17-18).
Membalikkan Malam dan Siang:
Allah Berfirman:
يُقَلِّبُ اللَّهُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لأولِي الأبْصَارِ (٤٤)
Artinya: “Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.” (QS: 24: 44);
Memasukkan Malam Ke Dalam Siang:
Allah Berfirman:
تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ (٢٧)
Artinya: “Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup, dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)” (QS: 03: 27);
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ (٦١)
Artinya: “yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah (kuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwasanya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.” (QS: 22: 61);
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَأَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (٢٩)
Artinya: “tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS: 31: 29);
يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأجَلٍ مُسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ (١٣)
Artinya: “Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. yang (berbuat) demikian Itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan, dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.” (QS: 35: 13);
يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَهُوَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (٦)
Artinya: “Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam, dan Dia Maha mengetahui segala isi hati.” (QS: 57: 6).
Yaitu; Allah SWT memasukkan separuh belahan bumi yang diselimuti oleh gelap malam secara pelan-pelan ke dalam posisi belahan lain yang disingkap oleh siang dan sebaliknya, hal ini menunjukkan – secara tidak langsung – bahwasanya bumi itu bulat dan beredar pada porosnya mengelilingi matahari, namun isyarat ini disampaikan al-Quran dengan sangat akurat, sempurna dan meliputi segala arti definisi yang susah di bayangkan oleh ahli sastra manapun.
Menanggalkan Siang Dari Malam:
Allah Berfirman:
وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ (٣٧)
Artinya: “dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.” (QS: 36: 37);
Maksud ayat ini bahwasanya Allah SWT menanggalkan cahaya siang dari bagian-bagian permukaan bumi yang ditutupi oleh malam secara teratur, sebagaimana menanggalkan kulit binatang sembelihan dari seluruh badannya secara perlahan-lahan, dan hal itu tidak akan terjadi kecuali bahwa bumi ini beredar pada porosnya mengelilingi matahari.

Ayat ini sekaligus mengisyaratkan betapa tipisnya lapisan siang pada separuh bagian permukaan bumi yang menghadap ke matahari, yaitu sebuah kenyataan faktual yang tidak dicapai oleh sains modern kecuali setelah revolusi observasi ke angkasa luar pada pertengahan kedua dari abad ke-20 lalu.

Dimana dipastikan secara ilmiah bahwa durasi ketebalan lapisan siang disekitar bumi tidaklah mencapai 200 kilometer di atas permukaan laut, jika hal itu dibandingkan dengan jarak yang memisahkan antara kita dan matahari, yang membentang sekitar 150.000.000 Km, maka tingkat ketebalan yang ada itu tidak mencapai – sekitar – (1 : 750.000).

Lalu jika dibandingkan lagi kepada separuh permukaan dari bagian yang terjangkau dari jagat raya kita, yang diperkirakan melampaui dari 10.000.000.000 (10 ribu juta) ukuran tahun cahaya, 9.5 juta juta kilometer, maka semakin jelas kadar ketipisan lapisan siang itu. Dan dari redaksi ayat mukjizat ini juga, yang mengibaratkan lapisan siang yang tipis itu dibandingkan lapisan gelap malam, dengan istilah “menanggalkan” atau melucuti.

Seperti melucuti kulit binatang sembelihan dari seluruh badannya, hal ini menegaskan bahwasanya kegelapanlah yang merupakan inti dari pada alam semesta, dan cahaya siang yang amat tipis itu hanyalah secercah garis yang melintas saja, yang tidak akan nampak kecuali hanya pada lapisan bawah dunia dari lapisan-lapisan atmosfer bumi di sebagian permukaannya yang menghadap ke matahari.
Malam dan Siang beredar;

Allah Berfirman:

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (٣٣)

Artinya: “dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS: 21: 33);

لا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (٤٠)

Artinya: “tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS: 36: 40);

Menutupkan Malam Kepada Siang:

Ayat tentang “menutupkan malam kepada siang” disebutkan dua kali di dalam al-Quran dan dua-duanya sudah kita masukkan pada kelompok ayat-ayat “Penciptaan Langit dan Bumi Dalam Enam Masa” (Lihat: QS: 07: 54); dan kelompok ayat-ayat “Penciptaan Gunung-gunung di Permukaan Bumi” setelahnya langsung (Lihat: QS: 13: 3).



Namun selain itu ada juga ayat-ayat lain yang senada dengan itu, seperti siang menampakkan matahari dan malam menutupinya, Allah berfirman:
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا (١) وَالْقَمَرِ إِذَا تَلاهَا (٢) وَالنَّهَارِ إِذَا جَلاهَا (٣) وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا (٤)

Artinya: “demi matahari dan cahayanya di pagi hari; dan bulan apabila mengiringinya; dan siang apabila menampakkannya; dan malam apabila menutupinya” (QS: 91: 1-4);

وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى (١) وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى (٢)

Artinya: “demi malam apabila menutupi (cahaya siang); dan siang apabila terang benderang,” (QS: 92: 1-2);
Maka dengan demikian, semakin jelas maksud dari pada "menutupkan malam kepada siang", bahwasanya Allah SWT menyelimutkan dengan kegelapan malam pada posisi cahaya siang di sebagian permukaan bumi secara bertahap sehingga menjadi malam, dan sebaliknya menutupkan dengan cahaya siang pada posisi kegelapan malam di sebagian permukaan bumi yang lain sehingga menjadi siang.

Yaitu merupaka sebuah isyarat halus yang menunjukkan bahwa bumi yang kita diami ini berbentuk bulat, dan beredar pada porosnya mengelilingi matahari dalam sekali putaran 24 jam, berbagi - perbedaan tipis - antara malam dan siang. Silih berganti secara berkala menunjukkan kekuasaan mutalak Allah Yang Maha Pencipta, seandainya bumi tidak bulat maka ia tidak bisa beredar mengelilingi porosnya, dan jika tidak beredar pada porosnya mengelilingi matahari, maka tidak akan terjadi malam dan siang.


Al-Quran pada banyak tempat di dalam ayat-ayatnya mempergunakan penyebutan malam dan siang sebagai initial yang mengisyaratkan kepada planet bumi, sebagaimana juga mengisyaratkan kepada setiap dari malam dan siang secara bergantian. Dan kepada berbagai fenomena-fenomena yang menyertai keduanya, seperti firman Allah yang telah di sebutkan juga di atas (Lihat: QS: 91: 1-4).


Pada ayat ke 1-4 dari surah as-Syams ini Allah bersumpah: Demi siang yang menampakkan matahari, yaitu menyingkapkannya dengan terang sekali kepada penghuni bumi, kenyataan itu tidak diketahui oleh sains modern kecuali setelah era observasi ke luar angkasa pada paruh kedua abad ke-20 lalu, ketika para ilmuan mengungkapkan bahwasanya cahaya siang itu tidak mencapai ketebalannya 200 Km di atas permukaan laut di separuh bagian permukaan bumi yang menghadap ke matahari.


Dimana sabuk tipis itu dari lapisan-lapisan gas bumi bebas dari berbagai pencemaran, dan ketebalannya itu semakin berkurang setiap bertambah ketinggiannya di atas permukaan bumi, sebaliknya ketebalannya semakin bertambah dan menyerap setiap dari uap dan partikel-partikel debu yang beterbangan setiap mendekat dari permukaan bumi.

Konsentrasi itu dan ditambah oleh partikel-partikel debu tersebut, membantu memancarkan sinar matahari, dan pantulannya itu senantiasa berulang berkali-kali, sehingga tampak kepada kita berwarna putih cemerlang yang mengeksplor siang menjadi fenomena bercahaya, yang memecahkan media bawah dari lapisan gas bumi pada separuh bagiannya yang menghadap ke matahari.

Sedangkan kegelapan menyelimuti cosmos yang terjangkau pada mayoritas bagian-bagiannya, dan nampak matahari setelah melewati sinar cahaya siang sebagai bola biru pada media hitam. Maka dari sini kita mengetahui maksud dari “siang menampakkan matahari”, sedangkan orang-orang sampai kepada akhir abad ke-20 masih beranggapan bahwa mataharilah yang menampakkan siang, maka Maha suci Allah yang telah menjelaskan fakta alam semesta dari semenjak lebih 1400 tahun lalu, yang tidak dapat diungkapkan oleh sains kecuali setelah paruh kedua abad ke-20 lalu.

Demikian pula sumpah-sumpah Allah pada ayat (1-2) dari surah al-Lail yang telah disebutkan pula di atas: “demi malam apabila menutupi (cahaya siang); dan siang apabila terang benderang”; yaitu bersumpah demi malam (malam bumi) yang menutupi separuh permukaan bumi yang jauh dari matahari dengan kegelapan karena ia tidak menghadap ke matahari.

Dan Allah bersumpah demi siang (siang bumi) yang diterangi padanya matahari atas separuh permukaan bumi yang menghadap matahari, maka ia dipenuhi cahaya siang. Dan dengan silih berganti keduanya maka tercipta kehidupan di atas permukaan bumi, dan manusia bisa mengetahui perjalanan waktu dan tanggal peristiwa-peristiwa penting.

Maka berkat limpahan kebaikan Allah SWT kepada kita penduduk bumi, maka dipergantikan-Nya setiap dari malam dan siang, hal ini tercermin dari firman Allah SWT:

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ اللَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِضِيَاءٍ أَفَلا تَسْمَعُونَ (٧١) قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلا تُبْصِرُونَ (٧٢) وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (٧٣)

Artinya: “Katakanlah: “Terangkanlah kepada-Ku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?”; Katakanlah: “Terangkanlah kepada-Ku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”; dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS: 28: 71-73).

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (١٠) وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (١١)

Artinya: “dan Kami jadikan malam sebagai pakaian; dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,” (QS: 78: 10-11).

Sunday 16 June 2013

Sakratul Maut antara orang mukmin dan orang kafir serta Azab yang mengerikan dan menghinakan bagi orang-orang yang meninggalkan Shalat.

أَعُوْذُ بِاللِه مِنَ الشََّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang TERKUTUK.”

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Dengan nama ALLAH yang maha pengasih dan penyayang.

اَ لسَـــــــلاَمُ عَلَيــْــكُم
ya akhti….. ya ukhti.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala selalu melindungi kita dan merahmati kita semua.
Amin.

Mari kita LUANGKAN WAKTU kita untuk membahas sesuatu yang sangat PENTING yg mana kita sering LALAI akan hal ini.
Yang akan kita bahas yaitu tentang Sakratul Mautnya antara orang mukmin dan orang-orang kafir serta tentang Azab dari Allah yang mengerikan dan menghinakan bagi orang-orang yang meninggalkan Shalat.
Semoga menjadi renungan bagi kita semua.
—!!

Setiap manusia yang diciptakan Allah Ta’ala di muka bumi ini dituntut untuk beriman kepadaNya dan mempunyai satu kewajiban yang paling utama dalam ibadah adalah Shalat. Kelak di akhirat, amalan yang pertama kali akan diperhitungkan adalah Shalat dan Shalat juga yang akan menentukan tempat manusia ini akan berakhir, Jahannam atau Surga. Bukankah jin dan manusia diciptakan hanya untuk sujud menyembah kepada sang Khalik… Shalat pula yang membedakan antara orang yang mu’min (beriman) dan kafir (ingkar) kepada Allah Ta’ala.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
أَعُوْذُ بِاللِه مِنَ الشََّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang TERKUTUK.”

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Dengan nama ALLAH yang maha pengasih dan penyayang.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
(QS. Az-Dzariyat: 56)
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku.

مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ
(QS. Az-Dzariyat: 51:57)
Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَراً مِن طِينٍ
(Qs Shad 38:71)
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.’

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
(Qs Shad 38:72)
Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya(adam)(sujud penghormatan). ‘

فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ
(Qs Shad 38:73)
Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya,

إِلَّا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنْ الْكَافِرِينَ
(Qs Shad 38:74)
kecuali Iblis.dia menyombongkan diri dan dia termasuk orang-orang yang kafir. ”

——!!

وَأَقِمِ الصَّلاَةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفاً مِّنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّـيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
(Qs Huud 11:114)
Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang/dzuhur dan ashar) dan pada bahagian permulaan daripada malam(Maghrib).Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.

أَقِمِ الصَّلاَةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوداً
(Qs Al-Israa 17:78)
Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam(Isya) dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَى أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَاماً مَّحْمُوداً
(Qs Al-Israa 17:79)
Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.

وَقُل رَّبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَل لِّي مِن لَّدُنكَ سُلْطَاناً نَّصِيراً
(Qs Al-Israa 17:80)
Dan katakanlah: “Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.

وَقُلْ جَاء الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقاً
(Qs Al-Israa 17:81)
Dan katakanlah, “Yang benar telah datang dan yang bathil telah LENYAP”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti LENYAP”

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ خَسَاراً
(Qs Al-Israa 17:82)
Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الإِنسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَى بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَؤُوساً
(Qs Al-Israa 17:83)
Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.

——!!

Ibnu Abbas, berkata, “Aku dengar Rasulullah SAW bersabda, Maksud Hadits: “Awalnya orang yang meninggalkan Shalat itu, bukanlah dia termasuk golongan Islam. Allah tidak terima tauhid dan imannya dan tidak ada faedah shadakah, puasa dan syahadatnya”. Al-Hadits.

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja diperlihatkan tentang macam-macam orang yang beramal baik, tetapi juga diperlihatkan sejumlah orang yang berbuat munkar, diantaranya siksaan bagi yang MENINGGALKAN SHALAT FARDHU.

Mengenai orang yang meninggalkan Shalat Fardu: “Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepalanya pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka terus tidak berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Shalat fardhu”. (Tabrani)

Orang yang meninggalkan Shalat akan dimasukkan ke dalam Neraka Saqor. Maksud Firman Allah Ta’ala: “..Setelah melihat orang-orang yang bersalah itu, mereka berkata: “Apakah yang menyebabkan kamu masuk ke dalam Neraka Saqor ?”. Orang-orang yang bersalah itu menjawab: “kami termasuk dalam kumpulan orang-orang yang tidak mengerjakan Shalat”.. Al-Qur’an.

Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai orang yang melalaikan Shalat, maka jawab Baginda SAW, “yaitu mengakhirkan waktu Shalat dari waktu asalnya hingga sampai waktu Shalat lain. Mereka telah menyia-nyiakan dan melewatkan waktu Shalat, maka mereka diancam dengan Neraka Wail”.

Menurut Ibn Abbas dan Said bin Al-Musayyib tentang Hadits di atas, yaitu: “orang yang melengah-lengahkan Shalat mereka sehingga sampai kepada waktu Shalat lain, maka bagi pelakunya jika mereka tidak bertaubat Allah menjanjikan mereka Neraka Jahannam tempat kembalinya”.

Maksud Hadits: “SIAPA MENINGGALKAN SHALAT DENGAN SENGAJA, MAKA SESUNGGUHNYA DIA TELAH KAFIR DENGAN NYATA”.

Berdasarkan Hadits ini, Sebagaian besar ulama (termasuk Imam Syafi’i) berfatwa: Tidak wajib memandikan, mengkafankan dan menshalatkan jenazah seseorang yang meninggal dunia dan mengaku Islam, tetapi tidak pernah mengerjakan Shalat. Bahkan, ada yang mengatakan haram menshalatkanya.

SIKSA NERAKA YANG SANGAT MENGERIKAN.
Selain di akhirat, mereka yang meninggalkan Shalat akan menerima siksa di dunia dan di alam kubur yang terdiri dari tiga siksaan.

TIGA JENIS SIKSA DI DALAM KUBUR YAITU:

Kuburnya akan dihimpitkan serapat mungkin sehingga meremukkan tulang-tulang dada.
Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit dan membakar tubuhnya siang dan malam tiada henti-henti.
Akan muncul seekor ular yang bernama “SUJA’UL AQRA” Ia akan berkata, kepada si mati dengan suaranya bagai halilintar: “Aku disuruh oleh Allah memukulmu sebab meninggalkan Shalat dari Subuh hingga Dzuhur, kemudian dari Dzuhur ke Ashar, dari Ashar ke Maghrib dan dari Maghrib ke Isya’ hingga Shubuh”. Ia dipukul dari waktu Shubuh hingga naik matahari, kemudian dipukul dan dibenturkan hingga terjungkal ke perut bumi karena meninggalkan Shalat Dzuhur. Kemudian dipukul lagi karena meninggalkan Shalat Asar, begitulah seterusnya dari Ashar ke Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga ke waktu Shubuh lagi. Demikianlah seterusnya siksaan oleh “SAJA’UL AQRA” hingga hari Qiamat.

Maksud Hadits: “orang yang meninggalkan Shalat, akan Allah hantarkan kepadanya seekor ular besar bernama “SUJA’UL AQRA”, yang matanya memancarkan api, mempunyai tangan dan berkuku besi, dengan membawa alat pemukul dari besi berat”.

Di dalam Neraka Jahanam terdapat wadi (lembah) yang didalamnya terdapat ular-ular berukuran sebesar guntung dan panjangnya sebulan perjalanan. Kerjanya tiada lain kecuali menggigit orang-orang yang TIDAK MENGERJAKAN SHALAT semasa hidupnya. Bisa ular itu juga menggelegak di badan mereka selama 70 tahun sehingga hancur seluruh daging badan mereka. Kemudian tubuh kembali pulih, lalu digigit lagi dan begitulah seterusnya.

SIAPAKAH ORANG YANG SOMBONG???
Orang yang sombong adalah orang yang diberi penghidupan dan kenikmatan tapi tidak mau sujud pada yang menjadikan kehidupan itu, yaitu Allah Rabbul Alamin Tuhan semesta alam. Maka bertasbihlah segala apa yang ada di bumi dan di langit pada TuhanNya kecuali Iblis dan manusia yang menyombongkan diri.

SIAPAKAH ORANG YANG TELAH MATI HATINYA???
Orang yang telah mati hatinya adalah orang yang diberi petunjuk melalui ayat-ayat Qur’an, Hadits dan cerita-cerita kebaikan namun mereka tidak merasakan kesan apa pun di dalam jiwanya untuk bertaubat.

SIAPAKAH ORANG YANG DUNGU OTAKNYA???
Orang yang dungu otaknya adalah orang yang tidak mau melakukan ibadah tapi menyangka bahwa Allah Ta’ala tidak akan menyiksanya dengan kelalaiannya itu dan sering merasa tenang dengan kemaksiatannya.

SIAPAKAH ORANG YANG BODOH???
Orang yang bodoh adalah orang yang bersungguh-sungguh berusaha sekuat tenaga untuk dunianya sedangkan akhiratnya diabaikan.

DOSA MENINGGALKAN SHALAT FARDHU.
Barang siapa yang (sengaja) meninggalkan Shalat fardhu lima waktu:

Shubuh : Allah Ta’ala akan menenggelamkannya kedalam neraka Jahannam selama 60 tahun hitungan akhirat. (1 tahun diakhirat=1000 tahun didunia=60,000 tahun).

Dzuhur : Dosanya sama seperti membunuh 1000 orang muslim.

Ashar : Dosanya seperti menghacurkan Ka’bah.

Maghrib : Dosanya seperti berzina dengan orang tuanya sendiri.

Isya’ : Allah Ta’ala akan berseru kepada mereka: “Hai orang yang meninggalkan Shalat Isya’, bahwa Aku tidak lagi ridha’ engkau tinggal dibumiKu dan menggunakan nikmat-nikmatKu, segala yang digunakan dan dikerjakan adalah berdosa kepada Allah Ta’ala”.

SIKSA DAN KEHINAAN BAGI YANG MENINGGALKAN SHALAT.

DI DUNIA.

1.Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan rezekinya.

2.Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (shaleh) dari pada (wajah) nya.

3.Ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.

KETIKA SAKARATUL MAUT.

1.Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus.

2.Dia akan merasa amat pedih ketika ruh dicabut keluar.

3.Dia akan mati dalam keadaan Buruk (su’ul khatimah)

4.ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya.

KETIKA DI ALAM BARZAKH.

1.ia akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap pertanyaan (serta menerima hukuman) dari Malaikat Munkar dan Nankir yang sangat menakutkan.

2.Kuburnya akan menjadi sangat gelap.

3.Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari).

4.Menerima Siksaan oleh binatang-binatang berbisa seperti ular, kala jengking dan lipan.

Malaikat Jibril as, telah menemui Nabi Muhammad SAW, dan berkata: “Ya Muhammad.. Tidaklah diterima bagi orang yang meninggalkan Shalat yaitu: Puasanya, Shadaqahnya, Zakatnya, Hajinya dan Amal baiknya”. Orang yang meninggalkan Shalat akan diturunkan kepadanya tiap-tiap hari dan malam seribu laknat dan seribu murka. Begitu juga Para Malaikat di langit ke-7 akan melaknatnya.

Ya Muhammad..! Orang yang meninggalkan Shalat tidak akan mendapat syafa’atmu dan ia tidak tergolong dari umatmu.. Tidak boleh diziarahi ketika ia sakit, tidak boleh mengiringi jenazahnya, tidak boleh beri salam pada nya, tidak boleh makan minum dengan nya, tidak boleh bersahabat dengannya, tidak boleh duduk besertanya, tidak ada Agama baginya, tidak ada kepercayaan bagi nya, tidak ada baginya Rahmat Allah dan ia dikumpulkan bersama dengan orang Munafiqiin pada lapisan Neraka yang paling bawah (diazab dengan amat dahsyat..).

Sabda Nabi Muhammad SAW, Maksud Hadits: “Perjanjian (perbedaan) diantara kita (orang islam) dengan mereka (orang kafir) ialah Shalat, dan barangsiapa meninggalkan Shalat sesungguhnya ia telah menjadi seorang kafir”.

Wahai Saudara-Saudariku Umat Islam, mari kita merenung sejenak tentang ancaman azab dari Allah bagi orang-orang yang meninggalkan Shalat Fardhu. Apa guna kita hidup di dunia dengan nikmat berlimpah harta jika kita termasuk golongan orang-orang yang meninggalkan Sholat..???

Banyak sekali saudara-saudari kita yang lalai dalam urusan ini. Ingatkanlah!..
Ingatkanlah diri kita sendiri.!
Ingatkanlah keluarga kita!..
Ingatkanlah tetangga-tetangga kita.!
Dan ingatkalah semua saudara-saudari seiman kita dimanapun berasa.!
Ingatkanlah!!
Ingatkanlah!!!!
Ingatkanlah!!!!!!!
—————————!!

Orang yang meninggalkan Shalat dan mati dalam keadaan belum bertaubat, maka ia wajib menerima azab Allah Ta’ala!.. Orang yang meninggalkan Shalat, tidak akan mendapat Syafa’at Nabi Muhammad SAW, karena mereka telah menjadi kafir dan orang kafir tidak berhak mendapat Syafa’at Nabi Muhammad SAW.

Maksud Hadits: “SIAPA MENINGGALKAN SHALAT DENGAN SENGAJA, MAKA SESUNGGUHNYA DIA TELAH KAFIR DENGAN NYATA”. Ancaman Allah Ta’ala terhadap orang-orang yang meninggalkan Shalat bukan sekedar ancaman belaka. Namun, pasti terjadi sesuai janjiNya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ آمِنُواْ بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقاً لِّمَا مَعَكُم مِّن قَبْلِ أَن نَّطْمِسَ وُجُوهاً فَنَرُدَّهَا عَلَى أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ وَكَانَ أَمْرُ اللّهِ مَفْعُولاً
(Qs An-Nisaa 4:47)
Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Qur’an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka (mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami KUTUKI mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat ma’siat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah PASTI BERLAKU.

SAKARATUL MAUT.
Kematian itu datang sesuai dengan ajal yang telah ditetapkan ke atas mereka (manusia). Kemana saja manusia pergi/berlari kematian tetap akan mengejarnya. Kematian datang tanpa pilih umur, tanpa pilih waktu dan tempat.

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
(Qs Al-Jum’ah ayat 62:8)
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.

وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْساً إِذَا جَاء أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
(Qs Al-Munafiqun ayat 63:11)
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
(Qs Ya-Sin 36:83)
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

Rasulullah SAW, bersabda, Maksud Hadits: “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu bisa diambil tanpa menyertakan bahagian kain sutera yang tersobek ?” (HR.Bukhari)

Ka’b Al-Ahbar (Shahabi) berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bahagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.

Imam Ghazali berpendapat: “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bahagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”.

Sungguh kematian adalah guncangan jiwa yang dahsyat, paling menakutkan dan paling mengerikan. Satu kejadian yang pasti akan dihadapi dan dialami oleh setiap manusia, atau kejadian yang tak dapat dihindari dengan cara bagaimana pun juga. Para Nabi dan Rasul,malaikat,jin,binatang serta Iblis sekali pun tidak dapat menghindari diri dari kematian ini.

Betapa dahsyatnya dan menakutkan keadaan sakaratul maut yang digambarkan oleh Rasullullah SAW, Maksud Hadist: “Sakitnya sakaratul maut itu kira-kira tiga ratus sakitnya pukulan pedang”. Sesungguhnya Nabi SAW. mempunyai segelas air ketika hendak meninggal dunia. Baginda memasukkan tangannya ke dalam air, kemudian menghusap wajahnya dengan air itu dan berkata : “Ya Allah, semoga Tuhan mempermudah kepada saya terhadap sakaratul maut ini.” (HR.Bukhari & Muslim)

Riwayat lain, “Bahwa di hadapan Rasulullah ada satu bejana kecil dari kulit yang berisi air. Beliau memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka dengannya seraya berkata: “Laa Ilaaha Illa Allah. Sesungguhnya kematian memiliki sakaratul maut”. Dan beliau menegakkan tangannya dan berkata: “Menuju Rafiqil A’la”. Sampai akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya melemas” (HR.Bukhari)

PROSES SAKARATUL MAUT.
Imam Ghazali meriwayatkan sebuah kisah tentang keinginan Nabi Ibrahim As untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zalim. Allah Ta’ala pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut tersebut sebagai seorang pria besar berkulit hitam legam, rambutnya berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu di depan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Nabi Ibrahim As pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Nabi Ibrahim As pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.

Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut sangat menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa ruh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar ruh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.

Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan ruh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللّهِ كَذِباً أَوْ قَالَ أُوْحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثْلَ مَا أَنَزلَ اللّهُ وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلآئِكَةُ بَاسِطُواْ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُواْ أَنفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ

(Qs Al-An’am ayat 6:93)
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.” Alangkah DAHSYATNYA sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan SAKRATUL MAUT, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.

Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zalim,malaikat akan berkata, “Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik !” Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu. Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan ruh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat.

ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُخْزِيهِمْ وَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَآئِيَ الَّذِينَ كُنتُمْ تُشَاقُّونَ فِيهِمْ قَالَ الَّذِينَ أُوتُواْ الْعِلْمَ إِنَّ الْخِزْيَ الْيَوْمَ وَالْسُّوءَ عَلَى الْكَافِرِينَ
(Qs An-Nahl 16:27)
Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat, dan berfirman: “Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang mu’min) ?” Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu: “Sesungguhnya kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir”,

الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ ظَالِمِي أَنفُسِهِمْ فَأَلْقَوُاْ السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِن سُوءٍ بَلَى إِنَّ اللّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
(Qs An-Nahl 16:28)
(yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”.

فَادْخُلُواْ أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَلَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ
(Qs An-Nahl 16:29)
Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu.

Rasulullah SAW, bersabda, Maksud Hadits: “Tak seorang pun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan kabar tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”….. Inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu Billah Min Dzalik!

Rasulullah SAW, bersabda, Maksud Hadits: “Sesungguhnya seorang hamba ketika diletakkan di liang kubur dan para pengantar pulang maka ia mendengar suara terompah mereka. Datanglah dua malaikat lalu mendudukkannya kemudian bertanya, Apa komentarmu tentang orang ini (Muhammad)?’ Adapun orang mukmin menjawab, Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Lihat tempat tinggalmu dari api neraka telah diganti oleh Allah dengan tempat tinggal dari surga.’ Maka ia bisa melihat keduanya. Dan adapun orang munafik dan orang kafir, maka ditanya, Apa komentarmu tentang orang ini (Muhammad)?’ Dia menjawab, ‘Aku tidak tahu. Aku mengatakan sebagaimana yang dikatakan orang-orang.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Kamu tidak mengerti dan tidak tahu.’ Dan dia dipukul dengan gadam yang terbuat dari besi sekali pukulan, maka ia berteriak kencang hingga didengar makhluk yang ada disekitarnya kecuali manusia dan jin!” (HR. Bukhari)


SAKARATUL MAUT ORANG-ORANG YANG BERTAQWA.
Orang yang beriman, ruhnya akan lepas dengan mudah dan ringan. Malaikat yang mendatangi orang yang beriman untuk mengambil nyawanya dengan kesan yang baik. Dalam hadits yang diriwayatkan Al Bara` bin ‘Azib, bahwa Rasulullah SAW berkata tentang proses kematian seorang mu’min:

“Seorang hamba mu’min, jika telah berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat akan mendatanginya dari langit, dengan wajah yang putih. Rona muka mereka layaknya sinar matahari. Mereka membawa kafan dari syurga, serta hanuth (wewangian) dari syurga. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang. Berikutnya, malaikat maut hadir dan duduk di dekat kepalanya sembari berkata: “Wahai jiwa yang baik-dalam riwayat-jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaannya”… Ruhnya keluar bagaikan aliran cucuran air dari mulut kantong kulit. Setelah keluar ruhnya, maka setiap malaikat maut mengambilnya. Jika telah diambil, para malaikat lainnya tidak membiarkannya di tangannya (malaikat maut) sejenak saja, untuk mereka ambil dan diletakkan di kafan dan hanuth tadi. Dari jenazah, semerbak aroma misk mewangi yang ada di bumi..”.

وَقِيلَ لِلَّذِينَ اتَّقَوْاْ مَاذَا أَنزَلَ رَبُّكُمْ قَالُواْ خَيْراً لِّلَّذِينَ أَحْسَنُواْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَلَدَارُ الآخِرَةِ خَيْرٌ وَلَنِعْمَ دَارُ الْمُتَّقِينَ
(Qs An-Nahl 16:30)
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa,

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَآؤُونَ كَذَلِكَ يَجْزِي اللّهُ الْمُتَّقِينَ
(Qs An-Nahl 16:31)
(yaitu) syurga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa,

الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلآئِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُواْ الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
(Qs An-Nahl 16:32)
(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”.

هَلْ يَنظُرُونَ إِلاَّ أَن تَأْتِيَهُمُ الْمَلائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ أَمْرُ رَبِّكَ كَذَلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَمَا ظَلَمَهُمُ اللّهُ وَلـكِن كَانُواْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
(Qs An-Nahl 16:33)
Tidak ada yang ditunggu-tunggu orang kafir selain dari datangnya para malaikat kepada mereka atau datangnya perintah Tuhanmu. Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang (kafir) sebelum mereka. Dan Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri,

فَأَصَابَهُمْ سَيِّئَاتُ مَا عَمِلُواْ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُواْ بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
(Qs An-Nahl 16:34)
Maka mereka ditimpa oleh (akibat) kejahatan perbuatan mereka dan mereka diliputi oleh azab yang selalu mereka perolok-olokan.

Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum. “dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan”. orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. dan Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan Itulah Sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa,… (yaitu) syurga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi Balasan kepada orang-orang yang bertakwa,…(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam Keadaan baik oleh Para Malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (Qs An-Nahl 16:30-31-32)

Ketahuilah bahwa Iblis dan Prajuritnya yaitu syaitan akan mengacau dan mengganggu anak Adam dengan segala tipu dayanya.

Allah subhanahu wa ta’ala telah memperingatkan kita akan hal itu.
FirmanNya:

يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
(Qs Al-A’raf 7:27)
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

Iblis dan syaitan-syaitan itu akan selalu menggoda manusia agar tersesat dari jalan Allah dengan 72 cara yang setiap satu berlainan di saat manusia sedang mengalami sakaratul maut.

Oleh karena itu kita dianjurkan untuk mengajarkan kepada orang yang sedang sakaratul maut dengan kalimat tahlil “Laa Ilaaha Illallah” terus menerus untuk menyelamatkan dirinya dari gangguan Iblis dan syaitan yang akan berusaha keras menggoda orang yang sedang menghadapi kematian. Disebutkan dalam sebuah riwayat, Maksud Hadits: “Ajarkan kepada orang yang hampir mati itu (sakaratul maut): Laa Ilaaha Illallah”.

KEADAAN PENGHUNI NERAKA.
Rasulullah SAW, bersabda, Maksud Hadits: “Ahli neraka itu hangus wajahnya, gelap penglihatannya dan hilang akalnya. Kepala mereka bentuknya seperti kubah, badan-badan mereka seperti punuk, matanya melotot, tinggi mereka seperti gunung dan rambut mereka berdiri seperti bambu. Tidak ada bagi mereka suatu kematian, dimana mereka bisa mati dan tiada pula hidup, dimana mereka bisa hidup. Setiap penghuni neraka mempunyai 70 kulit, dari kulit kulit yang satu ke kulit yang lain terdapat 7 lapis dari api neraka, perut mereka berisi ulat-ulat dari api neraka yang mereka dengar suaranya seperti suara-suara hewan buas. Rantai dan belenggu dikalungkan pada mereka dan gada dipukulkan pada tubuh mereka, kemudian mereka diseret pada mukanya.”
FirmanNya:

إِنَّ الْمُجْرِمِينَ فِي ضَلَالٍ وَسُعُرٍ
(Qs Al-Qamar 54:47)
Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan (di dunia) dan dalam neraka.

يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ
(Qs Al-Qamar 54:48)
(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka): “Rasakanlah sentuhan api neraka!”

———————-!! ———————-!! ——–!!———————-!! ———————-!! ——–!!

———————-!! ———————-!! ——–!!———————-!! ———————-!! ——–!!

Rasulullah SAW, bersabda, Maksud Hadits: “Saat-saat yang menyedihkan bagi penghuni neraka adalah sewaktu mereka merintih-rintih: “Wahai Tuhan kami, siksa telah meliputi kami.” Mereka terpenjara di dalam neraka, terbelenggu dengan belenggu neraka. Kalau mereka diam tidaklah dikasihi, mereka sabar pun tidak selamat. Jika mereka merintih tidaklah memperoleh perhatian. Mereka merintih-rintih dalam kesakitan,celaka serta hina. Mereka digandeng bersama-sama di dalam penjara yang kekal serta diliputi rasa penyesalan. Mereka disiksa lama sekali, tempat masuk mereka sempit, nanah mereka mengalir terus, aurat mereka terbuka dan warna mereka berubah.”

Rasulullah SAW, bersabda, Maksud Hadits: “Saat-saat yang paling menyedihkan bagi ahli neraka adalah disaat Allah menciptakan gunung bagi mereka, yang dinamakan “Gunung Shu’ud” Mereka naik pada tanjakan gunung tersebut dengan (menyeret) wajah mereka selama 1.000 tahun. Sehingga saat mereka bisa menaiki gunung itu, gunung itu melemparkan mereka ke dasar neraka Jahanam (akhirnya) mereka semua menyesal menaikinya.”

Rasulullah SAW, bersabda, Maksud Hadits: “Saat-saat yang sangat menyedihkan bagi ahli neraka adalah ketika mereka meminta hujan, maka datanglah mendung yang hitam diatas mereka, lalu mereka berkata: “Hendak turun hujan dari sisi Allah Yang Maha Penyayang.” Maka turunlah bebatuan neraka kepada mereka yang langsung menimpa kepala mereka, kemudian batu itu keluar dari duburnya. Lalu mereka meminta kepada Allah TA’ALA selama 1.000 tahun agar diturunkan hujan kepada mereka, lalu tampaklah awan hitam diatas mereka, maka berkatalah mereka: “Inilah awan hujan.” Ternyata yang menghujani mereka adalah ular-ular yang besarnya bagai leher unta. Dan barang siapa yang digigit ular itu dengan sekali gigitan, maka tidak akan hilang sakit akibat gigitan tersebut selama 1.000 tahun.”

Rasulullah SAW, bersabda, Maksud Hadits: “Saat-saat yang sangat menyedihkan bagi ahli neraka adalah ketika mereka memanggil Malaikat Malik as. selama 70.000 tahun dan mereka tidak mendapat jawaban. Maka mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Malaikat Malik tidak mau menjawab kepada kami.” Kemudian Allah TA’ALA. berfirman: “Wahai Malik, jawablah ahli neraka ini.” Lalu Malaikat Malik berkata: “Apakah yang kalian katakan wahai ahli neraka, orang-orang yang dimurkai Allah.” Maka mereka menjawab: “Wahai Malik, berilah kami minum agar kami merasa puas olehnya, karena api-api telah membakar daging-daging kami, tulang-tulang kami, kulit-kulit kami, serta telah merobek-robek tulang kami dan telah memotong-motong hati kami.” Lalu Malaikat Malik memberikan kepada mereka minuman air yang mendidih. Pada saat minuman itu mereka pegang, maka rontoklah jari-jari mereka. Saat air itu telah sampai kewajah mereka, maka berjatuhanlah mata dan pipi mereka. Dan disaat air itu masuk keperut mereka, maka, terputuslah usus-usus dan hati mereka.”

Rasulullah SAW, bersabda, Maksud Hadits: “Saat-saat yang menyedihkan bagi ahli neraka adalah ketika mereka menginginkan makanan, maka didatangkanlah kepada mereka makanan kayu Zaqqum. Ketika mereka memakannya maka mendidihlah apa yang ada didalam perut mereka dan otak mereka, serta gusi-gusi mereka. Kemudian keluarlah dari mulut mereka api yang menjilat-jilat dan rontoklah anggota tubuh mereka diantara telapak kakinya.”

Rasulullah SAW, bersabda, Maksud Hadits: “Saat-saat yang sangat menyedihkan bagi ahli neraka adalah ketika dipakaikan kepada mereka pakaian dari cairan timah dan tembaga. Ketika pakaian itu dipakaikan kepada mereka, maka terkupaslah kulit mereka. Orang-orang yang celaka itu berada dalam neraka dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Maka semua orang yang lapar sudah barang tentu menginginkan makanan kecuali ahli neraka, semua orang yang telanjang pasti membutuhkan pakaian kecuali ahli neraka, dan semua mayit itu menghendaki suatu kehidupan kecuali ahli neraka, karena sesungguhnya mereka itu selalu menghendaki kematian (tetapi mereka tidak dapat mati).

Wallahu A’lam Bish-Shawaab.

Wahai saudara-saudariku,marilah kita jaga diri kita,keluarga kita,dan juga saudara-saudari seiman kita dari Siksaan Neraka yang maha dahsyat itu.

Ingat!
Semua yang bernyawa pasti mati dan kita akan dibangkitkan kembali untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita kerjakan selama hidup kita didunia ini.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
(Qs Ali-Imran 3:185
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. “

وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَن فِي الْقُبُورِ
(Qs Al-Hajj 22:7)
dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.

Saudara-saudariku, siapa yang tahu kapan, dimana, bagaimana, sedang apa, kita menemui tamu yang pasti menjumpai kita, yang mengajak kita menghadap Allah SWT.

Orang yang cerdik dan pandai adalah yang senantiasa mengingat kematian dalam waktu-waktu yang ia lalui kemudian melakukan persiapan persiapan untuk menghadapinya.

Note : ingat pesan Nabi Muhammad SAW.
Amalkanlah ilmu yang kita miliki, dan sampaikanlah kepada saudara-saudari kita,kepada keluarga kita dan serta kepada saudara-saudari seiman kita.dan kalau kita mampu,maka sampaikanlah pula kepada orang-orang yang belum mengenal ayat-ayat Allah.
Sampaikanlah walaupun satu ayat.
——-!!
Salah satu amalan yang terus mengalir walau seseorang sudah mati adalah ilmu yang bermanfaat.

Begitulah hendaknya kita,kita nasehati diri kita sendiri setiap saat terlebih dahulu, karena kita tidak menyangka mati itu dekat kepada kita,bahkan kita mengira kita dapat/mungkin hidup lima puluh tahun lagi, kemudian kita menyuruh diri kita untuk berbuat taat, sudah pasti diri akan merasa berat untuk mengerjakan ketaatan itu,karena Iblis dan syaitan akan selalu menjadi musuh kita yang nyata yang akan selalu melalaikan kita dari segala ketaatan itu.
Maka hanya kepada Allah lah kita memohon perlindungan.
Hanya kepada Allah lah kita memohon petunjuk.
Hanya kepada Allah lah kita memohon agar diberi kemudahan untuk beribada kepadaNya.
Dan hanya kepada Allah lah kita memohon ampunanNya.

Nasehat ini terutama untuk diri saya sendiri, keluarga dan serta saudara-saudariku seiman pada umumnya.

Adakah Kita Telah Siap untuk Berangkat ???
‘Orang yang cerdas adalah orang yang mengingat kematian. Karena dengan kecerdasannya dia akan mempersiapkan segala perbekalan untuk menghadapinya. ‘

Allah subhanahu wa ta’ala telah mengingatkan kita agar kita selalu memelihara diri kita dan keluarga kita dari siksaan api nerakaNya.
FirmanNya:

أَيُّهَا الَّذينَ ءامَنوا قوا أَنفُسَكُم وَأَهليكُم نارًا وَقودُهَا النّاسُ وَالحِجارَةُ عَلَيها مَلٰئِكَةٌ غِلاظٌ شِدادٌ لا يَعصونَ اللَّهَ ما أَمَرَهُم وَيَفعَلونَ ما يُؤمَرونَ
(Qs At-Tahrim 66 :6)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Astaghfirullaah, semoga Allah SWT mengampuni segala dosa-dosa kita,semoga Allah merahmati hidup kita dan semoga Allah memberikan PetunjukNya kepada kita beserta keluarga kita dan saudara-saudari seiman kita…

Semoga kita dipertemukan dengan keluarga kita disurga kelak,sebagaimana janji Allah kepada orang-orang yg beriman.
FirmanNya:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
(Qs At-Thuur 52:21)
Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.

وَأَمْدَدْنَاهُم بِفَاكِهَةٍ وَلَحْمٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ
(Qs At-Thuur 52:22)
Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.

Subhanallah.
Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang beriman itu,semoga kitab benar-benar termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung yaitu golongan orang-orang beriman dan beramal saleh yang telah diberi ni’mat dan rahmat olehNya.

Ingat janji Allah kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh lainya seperti berikut ini:
FirmanNya:

وَعَدَ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ
(Qs Al-Maidah 5:9)
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤاً وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ
(Qs Al-Hajj 22:23)
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera.

وَهُدُوا إِلَى الطَّيِّبِ مِنَ الْقَوْلِ وَهُدُوا إِلَى صِرَاطِ الْحَمِيدِ
(Qs Al-Hajj 22:24)
Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji.

وَأُدْخِلَ الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ تَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلاَمٌ
(Qs Ibrahim 14:23)
Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah “salaam”.

Allah subhanahu wa ta’ala menjamin masuk surga bagi orang-orang yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada-Nya yaitu mereka yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

“Dan barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya, dan itulah kemenangan yang besar.” (Qs An-Nisaa 4:13)

———————————————–!!
———————————–!!

————————-!!

—————!!
Subhanallah.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang beriman dan beramal saleh itu.
Amiin…amin….ya Rabbal alamin.
—————!!

————————-!!

———————————–!!
———————————————–!!

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Yang menguasai di Hari Pembalasan.
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

Ya Allah….Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
(Qs Al-Fatihah 1:1-7)

———-!!!!!!!

@_@
Ayo kita Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.

وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُواْ يَأْتِ بِكُمُ اللّهُ جَمِيعاً إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
(Qs Al-Baqarah 2:148)
Dan bagi tiap - tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya, Maka BERLOMBA-LOMBALAH (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

DAN MARI KITA BERDAKWAH AGAR KITA MENJADI UMAT YANG TERBAIK!

Orang” Mukmin(muslim yang ta’at) itu adalah umat yang TERBAIK disisi Allah SWT.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
(Qs Ali-Imran 3:110)
Kamu adalah UMAT YANG TERBAIK yang dilahirkan untuk manusia, MENYURUH kepada yang MA’RUF, dan MENCEGAH dari yang MUNKAR, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

صَدَقَ اللَّهُ الْعَظِيْمِ
Maha benar Allah,dengan segala firmanNya.
♡۞▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬۞♡۞▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬۞♡

Semoga uraian panjang ini bermanfaat bagi kita dan menjadi peringatan serta pencerahan bagi kita semua.
Amin ….amin ya Rabbal alamin.

وَ لسَـــــــلاَمُ عَلَيــْــكُم وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكـَـاتُهُ

Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.

KECUALI orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh.
Menyampaikan kebenaran dan orang-orang yang nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.